Malang, Mediakicau.com – Komunitas pencinta burung yang ada saat ini, memang sudah tidak di ragukan lagi kekompakan nya, dari setiap jenis burung mereka selalu membuat suatu kelompok untuk menaikan jenis burung yang di senangi.
Salah satu komunitas yang akan kita kupas adalah komunitas yang sangat mencintai bahkan tergila gila dengan burung yang satu ini. Burung tersebut adalah burung Kenari, Kenari memang jenis burung yang paling dominan bahkan sebagian penghobi burung memiliki burung Kenari.
Burung kenari di nilai memiliki keunikan dalam bernyanyi (suara), bentuk yang imut hingga warna yang bisa memikat mata yang memandang, salah satu komunitas kenari yang menamakan diri ASTI (Asosiasi Spanish Timbrado Indonesia) sangat mencintai jenis kenari yang bernama Spanish Timbrado.
Salah satu pendiri ASTI menjelaskan, awalnya dulu ia mengoleksi jenis kenari lokal. Namun selang beberapa tahun tepatnya pada 2015, bermunculan beberapa jenis kenari import, seperti Yorkshire, Lizard, Spanish Timbrado, dan masih banyak lagi, awalnya ia pun masih kebingungan, untuk memilih jenis import yang bagus seperti apa, “terang Birrul Walidaini salah satu pendiri ASTI”.
“Awalnya saya kebingungan untuk memilih jenis kenari yang bagus itu seperti apa, karena jenisnya itu bermacam-macam dan yang paling bisa di jangkau jenis apa, saya juga pernah memilik Red intensive, Lizard, dan Black Red. Saya memilih ST ini karena dapat informasi dari teman, dan membaca Facebook. Dari situ saya merasakan karena jenis Kenari ST ini adalah jenis burung song”, tandasnya.
Kenari berjenis Spanish Timbrado tersebut memiliki intonasi lagu yang enak di dengar di telinga pencinta kenari, Jenis ST memiliki ukuran tubuh yang kecil, kaki lebih pendek, bulu lebat di tunjang ekor berbentuk V.
Birul juga menjelaskan, karena burung ST yang memiliki suara yang indah, akhirnya beliau menjual jenis burung Kenari yang lain, akhirnya ia memilih fokus untuk di ST pada tahun 2016, bertemulah ia dengan teman yang bernama Om Saiku, Om Erfan, Om Jamaludin Abas, dan orang dari Jakarta yang dia lupa namanya.
Dari situlah ASTI terebut di bentuk, dan Mereka ini lah para penggagas ASTI yang berskala kecil karena lahir dari para penghobi kenari berjenis Spanish Timbrado, tujuannya hanya untuk mewadai para penghobi burung berjenis ST.
“Berdirinya ASTI pada pertengahan 2016, yang beranggotakan 6 orang yang tersebar di di pulau Jawa. 6 orang ini adalah Om Saiku, om Erfan, mas Jamaludin Abas, orang Jakarta, trus saya sendiri, dan kalau nama FB nya binlak”, urainya.
Untuk program ASTI sendiri adalah untuk membudidayakannya ST secara original, baik dari secara genetik dan suara, agar supaya tidak menjadi kesalahan genetik ketika di nilai dari keilmuan sisi genetik. Yang terpenting bisa membudidayakannya salah jenis burung kenari tersebut, agar identitasnya tidak akan hilang.
“Janis ST di malang ini peminatnya lumayan banyak, karena Kenari ST ini basic nya memang untuk di lombakan, kalau dari ASTI sendiri membudidayakannya dari suara”, bebernya.
“Burung ST sendiri memiliki keunikan tempat yang harus steril, tidak bisa di gabungkan dengan kenari jenis lain, karena yang di jual Spanish Timbrado ini adalah Suaranya dan genetik aslinya, karena kalau jenis ST di campurkan dengan jenis lain akan berpengaruh dengan suara asli yang di keluarkan oleh Kenari ST”, urainya.
Untuk Kenari ST dari pengimpor, pada awal tahun 2023, per ekor 2 juta, dampak dari penurunan harga kenari, tidak berdampak dari harga burung Spanish Timbrado. Untuk harga anakan ST positif jantan di bandrol dengan harga 750 ribu dan untuk betina di hargai 350 ribu.
Perbedaan Jantan Dan betina di tentukan dengan kalau jantan di usia 1,5 bulan sudah mengeluarkan suara (ngriwis) di pastikan jantan. Untuk jenis Spanish Timbrado ada tiga jenis suara yaitu klasik, intermediate, discontinew. Discontinew ini orang yang tidak paham bisa di kira sebagai kenari isian, karena dari sisi lagu mulai dari A-Z tidak mencerminkan, kenari pada umumnya.(fan)
