Malang, mediakicau.com – Anniversary Wawan Panglima, yang bertempat di gantangan Putra Panglima, gelaran tersebut, di datangi dari berbagai penjuru daerah, komunitas pecinta burung. Mereka datang untuk mengikuti perayaan, hari ulang tahun yang di rayakan oleh Wawan pada usia 41 tahun.
Dalam anniversary tersebut, beberapa kelas di buka untuk menjamu para penghobi burung, hanya untuk sekedar, menjalin silaturahmi dam berkumpul antar sesama penghobi burung yang ada di dalam dan luar Malang.
Sebanyak 800 peserta, sudah siap berlaga untuk ikut serta dalam merayakan ulang tahun Wawan Panglima yang bertempat di Bumdes Taman Harjo Singosari Kabupaten Malang, dengan start lomba di mulai pada pukul 12.00 WIB.
Acara yang di suport langsung oleh Oriq DPC Malang, menghadirkan juri-juri yang sudah siap menilai, dengan kemampuan yang tidak di ragukan lagi. Juri yang mengawal pertandingan bergensi berjumlah 5 juri dan koordinator lapangan satu.
Panitia acara menjelaskan, untuk saat ini jenis burung yang di lombakan terdiri dari Cucak Hijau, Murai Batu, Cendet, SFDC, dan juga Sogon. Untuk kelas paling panas khusus di anniversary ini yaitu Cucak Hijau berhadapan langsung dengan Cendet, yang memiliki jumlah peserta yang fantastis, “terang Setyawan Pemilik Gantangan Putra Panglima”.
“Untuk acara anniversary kali ini partai panas ada di Cucak Hijau bersaing dengan Cendet, hadiah bongkar terus, dan peminat lebih banyak”, terangnya pada Minggu (11/2/2024)
Untuk jenis Murai Batu, terjadi penurunan performa, atau bisa di bilang belum memenuhi target untuk perlombaan, ia membenarkan kalau kelas Murai, di acara milikinya sedang mengalami penurunan, dan butuh perubahan skema dan teknis, agar kembali seperti sedia kala
“Iya benar, memang untuk kelas Murai saat ini, saya sedang melakukan pembenahan, agar pecinta Murai batu percaya dengan sistem atau aturan yang kita buat” bebernya
Wawan juga menambahkan, di usianya yang tak lagi muda, dirinya banyak sekali mengalami naik turun, tentang kualitas yang harus di perbaiki, selama perjalanan di dunia burung, dirinya harus menjaga kualitas dan menampung semua masukan dari para pemain untuk menjadi acuhan dalam memajukan Gantangan yang dia geluti.
Karena terlalu dekat jarak, untuk membuat suatu gelaran, menjadi acuhan dirinya dalam mendatangkan para pemain, penyebabnya, menjadi tidak maksimal. Menurutnya kesalahan terbesar adalah persiapan yang terlalu singkat, menjadi salah faktor, dalam kesuksesan suatu acara.
“Saya rasa gelaran ini terlalu dekat jarak nya, dengan gelaran yang saya buat. Hanya dalam jedah waktu satu Minggu saya membuat gelaran lagi, ini juga salah satu faktor, acara ini belum kenak di hati saya pribadi”, imbuhnya.
Harapannya ke depan, Putra Panglima lebih solid lagi, kekompakan team di lapang, khususnya juri dengan pemain, pemain dengan EO, EO dengan juri bisa menjalin kerja sama dengan lebih baik lagi. (fan)
